Subulussalam (Harian.co) — Keluarga Erwin Tumangger (35th) dan Saimah Lingga (33th) serta satu orang putri mereka Nisa Aulia (9th) dikabarkan sudah sepuluh tahun tinggal di Gubuk Reyot, berlantai Tanah, atap bocor, tak ada listrik dan tak memiliki fasilitas memadai di kota Subulussalam Aceh.

Selain itu, Gubuk Reyot berukuran 5 x 4 Meter yang mereka tinggali itu juga berdinding papan dan sepanduk bekas, tidak memiliki toilet, sumur dan dapur. Bahkan tanah dan Gubuk Reyot tersebut juga berstatus pinjam pakai.

Apabila hendak ke kamar mandi dan kebutuhan Air, mereka terpaksa ke rumah orang tuanya yang tak jauh dari rumahnya.

Saat ditanyai wartawan harian.co, Erwin Tumangger mengaku hanya bekerja sebagai buruh bangunan dan serabutan, sedangkan istrinya hanya ibu rumah tangga dan anak mereka Nisa Aulia sudah duduk di bangku kelas 3 SD Muhammadiyah Subulussalam.

"Kerjaan saya buruh bangunan dan apa saja, jangankan membangun rumah, untuk kebutuhan sehari-hari saja susah" kata Erwin Tumangger didampingi istrinya dan ibu kandungnya Nurmini saat diwawancarai wartawan di Gubuknya yang beralamat di Jalan Raja Tua Desa Belegen Mulia Kecamatan Simpang kiri kota Subulussalam.

Kehidupan Ibunya juga dikabarkan sangat memprihatikan lantaran tak bisa lagi bekerja yang sebelumnya ia mengaku bekerja sebagai petani namun tidak lagi karena kakinya sering sakit dan sulit untuk digerakkan.

Erwin mengaku sudah pernah mengajukan bantuan, namun belum pernah terkabulkan. Padahal kata dia, sering orang datang memfoto rumahnya dan mengambil foto Copy KK nya namun hanya sebatas itu, ia juga mengaku hanya pernah 2 kali mendapat bantuan BLT.

Tetangganya A'la Fansuri (35th) saat ditanyai wartawan juga mengaku sangat miris melihat kehidupan Erwin Tumangger, padahal kata dia sudah sering mengajukan bantuan namun belum terkabulkan.

Pewarta: Satria Tumangger