Pekanbaru (Harian.co) — Terlalu sering Nyinyir, ikut campur dan Memfitnah Aktivis Larshen Yunus, Minggu depan Presidium Pusat (PP) Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI) berencana akan melaporkan Kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) mantan Ketua DPRD Provinsi Riau, dokter hewan Chaidir.

Hal itu ditegaskan Muhammad Aji Panangi, salah seorang Aktivis GAMARI, pada saat ditemui di Lantai dasar Mapolda Riau, Kamis (23/12/2021)

Aji katakan, bahwa dokter hewan Chaidir selama ini terkesan norak dan memalukan. Mengganggap seperti orang tua, berlagak orang yang paling santun dan sejuk, padahal justru dia yang terus memperkeruh suasana. Kondusifitas Riau selalu dicorengnya.

"Beliau itu tak tau sebab musababnya. Tak mengerti asal muasal kasus yang ditangani Aktivis Larshen Yunus, namun selalu hadir bak pahlawan kesiangan. Padahal dia itu orang tua yang sudah sepuh, tapi masih suka Nebeng cari Popularitas," ungkap Aktivis GAMARI itu.

Terpisah, Ketua Larshen Yunus hanya katakan, bahwa dirinya heran saja dan turut senang. Karena sosok sekaliber dokter hewan Chaidir selalu memperhatikannya. Mungkin saja orang tuo lansia itu ngefans sama Aktivis Larshen Yunus. 

"Saya sih biasa aja! Hanya bisa tersenyum dan mengelus dada. Heran dengan pak Chaidir, kok bicaranya terkesan ngawur seperti itu. Padahal beliau ada simpan nomor WA saya. Kan bisa dikomunikasikan dulu, dipanggilnya saya atau kasih nasehat. Ini malah sok bicara dimedia. Emangnya kurang puas dengan Populeritas selama ini," ungkap Aktivis Larshen Yunus, dengan nada heran.

Ditempat yang sama, Heriandi Koto selaku Anggota GAMARI katakan, bahwa pihaknya melihat sepak terjang dokter hewan Chaidir makin lama semakin merosot. Terlalu mudah memberikan pernyataan, yang sebetulnya beliau tak faham.

Hingga berita ini diterbitkan, Aktivis GAMARI berencana untuk membongkar misteri Penggunaan Dana Hibah di era kepemimpinan dokter hewan Chaidir. Karena publik ketahui, Chaidir termasuk rakus dalam Jabatan. Terlalu banyak memimpin organisasi, alih-alih dengan istilah mengabdi dan menjaga Marwah, namun justru diduga kuat hanya menyasar Dana Segar APBD maupun Hibah dari Pemprov Riau.

Dokter Hewan Chaidir juga diketahui menjabat dua periode sebagai Ketua DPRD Provinsi Riau. Selama jabatan tersebut, GAMARI mencium aroma busuk yang kembali menguap, yakni terkait penggunaan dana Reses dan Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda).

"Sejujurnya saya tak ingin seperti itu. Saya dan para Senior di GAMARI ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Peradaban, terutama di tanah Melayu tempat kelahiran saya di Kota Pekanbaru. Tapi apa boleh buat, orang tua saya itu terlalu Nyinyir dan sok ikut campur, jadinya teman-teman marah. Namun sekali lagi saya katakan, bahwa saya akan membujuk teman-teman di GAMARI, untuk mengurungkan niatnya," tutur Yunus, sapaan akrab Alumni Sospol Universitas Riau itu.

Terakhir, informasinya GAMARI akan membuka Posko Pengaduan, terkait Skandal Tindak Pidana Korupsi yang diduga kuat dilakukan dokter hewan Chaidir, semenjak dirinya menjabat sebagai anggota dan Ketua DPRD Provinsi Riau, terutama saluran pengaduan bagi masyarakat di Dapilnya pada saat itu, yakni Rohul maupun Rohil.

"Setelah Pulbaket, Laporan ini akan kami berikan ke Subdit Tindak Pidana Korupsi, pada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Surat Resmi Laporan kami juga akan mencantumkan Kasus yang dilakukan istrinya, diduga kuat juga lakukan hal yang sama, yakni tindakan penyimpangan dana Reses dan Sosper, pada saat istri dokter hewan Chaidir aktif sebagai anggota DPRD Provinsi Riau," tegas Heriandi Koto, menutup pernyataan persnya.

(*)