BANDUNG (Harian.co) — Siap tidak siap, mau tidak mau kita akan sampai ke masa depan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Dampaknya merangsek ke berbagai kehidupan, termasuk perubahan kebiasaan, gaya hidup, pola fikir, cara pandang dan model bersikap.

"Coba perhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (sains) saat ini yang bergerak dan mengalami akselerasi yang super cepat. Bahkan perkembangan yang terjadi telah merubah paradigma berpikir para filsuf sains secara fundamental yang akhirnya terjadi revolusi saintifik," ujar Pemerhati Sosial Politik Dede Farhan Aulawi di Bandung, Senin (04/08/2025).

Pada kesempatan tersebut iapun menyampaikan pandangannya terkait perkembangan sains hingga saat ini, kemajuannya semakin cepat sehingga era saat ini disebut sebagai era eksponensial. Indikator dari revolusi saintifik di era eksponensial adalah banyaknya teknologi yang ditemukan oleh para ilmuwan sains modern yang sangat mutakhir dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat dunia akibat dari revolusi sains di era eksponensial adalah dalam bidang bioteknologi yang ditandai dengan berbagai temuan yang mencengangkan, yaitu diciptakannya sistem biologis yang baru, baik pada tingkat molekul, sel, atau organisme baru melalui metode biologi sintesis (syinthetic biology). 

Menurutnya, bioteknologi akan menjadi salah satu alternatif untuk produksi pangan yang murah, energi terbarukan, perakitan varietas tanaman tahan cekaman biotik dan abiotik, dihasilkannya vaksin, organisme baru, dan lain-lain.

Bioteknologi modern menggunakan mikroorganisme hasil rekayasa genetika seperti Escherichia coli, ragi untuk produksi senyawa biologi seperti antibiotika dan insulin sintetis, maupun sel mamalia untuk memproduksi golongan antibodi monoklonal. 

Akhir-akhir ini, bioteknologi farmasi juga menggunakan hewan transgenik atau tanaman transgenik sebagai medium pembuatan obat. Selain itu, salah satu tekonologi terbaik yang dikembangkan baru-baru ini bernama clustered regularly interspaced shohrt palindromic repeat (CRISPR) atau CRISPR-associated protein (Cas) 9 system, yang telah berkembang pesat hanya dalam waktu yang sangat singkat.

"Teknologi ini dibuat untuk mengedit genom, ini dapat diterapkan untuk biologi sintetis, skrining genom fungsional, modulasi transkripsi, dan terapi gen. Melihat karakteristiknya, perkembangan bioteknologi lebih mengedepankan pendekatan biologi sintetis (syinthetic biology) sebagai metode penemuannya," tambahnya.

Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa saat ini sedang dikembangkan proyek untuk memproduksi molekul khusus dalam jumlah yang banyak, seperti biofuel. Dilakukan dengan menciptakan rantai DNA secara sintetis dan memasukkannya ke dalam organisme induk untuk memulai proses dari awal hingga akhir. Analogi hubungan ini seperti software dengan hardware komputer. Ada juga proyek lebih besar, yaitu mendesain gen berbeda dari gen asal. Salah satu yang kami lakukan saat ini adalah membuat kromosom yeast (ragi/sejenis jamur).

Boeke juga memberikan penjelasan mengapa proyek yang sedang dikembangkan lebih mengarah terhadap yeast. Yeast banyak digunakan dalam industri fermentasi, termasuk produksi vaksin dan biofuel. Dengan mendesain yeast sesuai kebutuhan tersebut akan dihasilkan jenis vaksin dan biofuel baru yang lebih baik. Yeast adalah jamur bersel satu. Ia merupakan organisme eukariotik (sel kompleks tertutup membran), sama seperti tanaman, hewan dan manusia. Kemiripan tersebut dapat juga digunakan untuk mempelajari proses sel pada manusia.

Kemudian ia juga menjelaskan bahwa setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan, ontologi ilmu terkait dengan epistemologi ilmu, epistemologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu, dan seterusnya. Begitu pula dengan kajian revolusi sains pada era eksponensial. Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang membahas tentang keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas (wujud) dari kategori-kategori logis yang berlainan (objek-objek fisik, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional. Ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaianya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada. Pada mulanya pandangan ontologi terdapat dua aliran, yaitu aliran monistik dan aliran dualistik.

"Kemajuan sains rupanya menjadi paradoks bagi kehidupan manusia, bagaikan dua belah mata pisau. Pada satu sisi, kemajuan sains sangat membantu kesejahteraan manusia, di sisi lain memberikan dampak negatif terhadap manusia itu sendiri. Oleh karenanya, perkembangan sains harus disikapi secara bijaksana dan dikaji secara filsafat, terutama dari nilai-nilai etika. Secara aksiologi revolusi sains harus dikaji secara mendalam agar perkembangan sains tersebut dapat diterima oleh masyarakat secara menyeluruh," pungkasnya.