DUMAI (Harian.co) — Seluruh masjid di Kota Dumai, menyampaikan khutbah dengan judul yang sama siang tadi. Judul yang sudah dipersiapkan sebelumnya, diganti dengan Meningkatkan Kepedulian di Tengah Bencana. Suasana Jumatan, terutama di Masjid Habiburrahman Dumai Islamic Center, larut dalam keharuan. Khatib yang menyampaikan khutbah juga terisak dan tak mampu membendung air matanya, Jumat (05/12/25).

INDONESIA Berduka. Tiga provinsi di Sumatera, Aceh, Sumut dan Sumbar dilanda bencana. Air mata duka tak berhenti mengalir. Dari media sosial tampak begitu dahsyat bencana yang melanda. Kendati pemerintah pusat tidak menetapkan status Bencana Nasional, namun seluruh penjuru negeri menunjukkan rasa empati yang tinggi.

Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Pusdatinkom) Kebencanaan BNPB merilis dari 3 provinsi diketahui sudah 836 orang dinyatakan meninggal dunia, 518 orang hilang dan korban luka 2.700 orang.

Sedangkan rumah rusak sebanyak 10.500 unit, ditambah 536 fasilitas umum, 25 fasilitas kesehatan, 326 fasilitas pendidikan, 185 rumah ibadah dan 295 jembatan.

Masyarakat bergerak menggalang dan mengumpulkan bantuan untuk dikirimkan ke daerah bencana. Suasana itu juga tampak di Kota Dumai. Sejak beberapa hari belakangan, bantuan terus digalang, dan sudah ada yang disalurkan.

Tidak sedikit pos penggalangan bantuan yang berdiri di tepi-tepi jalan. Mulai dari organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi kemahasiswaan dan banyak lagi lainnya. Termasuk dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Universitas Dumai. Keseluruhannya bertujuan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana.

Pemandangan yang tampak itu, merupakan bagian dari kesalehan sosial yang memuncak. Kepedulian terhadap sesama dengan tidak melihat latar belakang suku dan agama. Semua bahu-membahu membantu atas nama kemanusiaan.

Kesalehan sosial adalah perilaku dan sikap peduli serta bermanfaat bagi masyarakat, yang didasari nilai-nilai moral dan agama. Kesalehan sosial saat bencana adalah wujud nyata iman dan kepedulian yang melampaui ibadah ritual. 

Mencakup solidaritas, empati, dan menjaga keharmonisan. Ditunjukkan melalui tindakan nyata penggalangan dan penyaluran bantuan logistik (makanan, obat-obatan dan lainnya), dukungan psikososial, dan partisipasi aktif dalam mitigasi atau pemulihan.

Dewi Rahmawati Nur Aulia, Peneliti Bidang Sosial dari The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) menulis nilai-nilai kesalehan sosial penting untuk didorong kepada setiap individu dalam kehidupan masyarakat.

Pentingnya menjadi pribadi yang shaleh bukan saja dalam konteks penghayatan ajaran agama, namun juga untuk mendorong perilaku dengan dan kepedulian terhadap nilai-nilai yang bersifat universal dan sosial.

Selain itu, penerapan nilai-nilai kesalehan sosial dalam keberagaman juga penting dikembangkan sebagai bentuk penghayatan keagamaan dan menjaga semangat persatuan Indonesia.

Dari atas Mimbar Masjid Habiburrahman Dumai Islamic Center, Khatib Sholat Jumat mengingatkan jamaah sambil berurai air mata. 

"Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya, serta barangsiapa memudahkan urusan orang yang kesulitan, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat," ujar Khatib dalam Khutbah Jumat yang disampaikannya.

Oleh: Fadel Mubarak (Presiden Mahasiswa Universitas Dumai).